Sabtu, 01 April 2017

Teknik Menyanyi Unisono

Penyajian lagu unisono, yaitu menyanyikan lagu dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan satu suara. Untuk menyanyikan lagu dalam sebuah kelompok dengan baik tentu kalian harus menguasai cara menyanyi yang baik. Cara bernyanyi dalam musik dinamakan teknik vocal. Teknik vokal merupakan cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bernyanyi, diantaranya adalah pernapasan. Tiga jenis pernapasan yang biasa di lakukan dalam bernyanyi, yaitu pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan diafragma. 1. Pernapasan dada Bagian rongga dada mengembang merupakan ciri dari pernapasan dada. Pernapasan ini jarang dipergunakan seseorang dalam bernyanyi, karena cepat kehabisan napas dan mudah lelah. Pernapasan dada akan menghasilkan suara dengan nada-nada rendah. 2. Pernapasan perut Bagian rongga perut yang mengembang merupakan ciri dari pernapasan perut. Suara yang dihasilkan dari pernapasan perut sangat keras, sehingga kurang baik digunakan dalam bernyanyi. 3. Pernapasan Diafragma Pernapasan diafragma merupakan jenis pernapasan yang paling cocok digunakan dalam bernyanyi Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara mumi dengan napas yang panjang. Pernapasan diafragma juga dapat memperkecil ketegangan pada dada, bahu, dan leher, sehingga dapat mengurangi resiko cedera.






 Cara bernapas yang baik saat bernyanyi adalah berikut: a. Saat pengambilan napas, bahu tidak terangkat dan badan tidak tegang. b. Ambil udara dari hidung dan simpan dalam diafragma. c. Atur pengeluaran udara rata dan sehemat mungkin, Jangan tersendat-sendat. d. Teknik mencuri napas (cepat tanpa terdengar), dilakukan jika di tengah frase lagu napas tidak kuat.
 Selain pengolahan napas, hal lain yang perlu diperhatikan dalam bernyanyi adalah (Intonasi) yaitu yang berhubungan dengan pitch/ ketepatan nada. Pendengaran yang baik akan menentukan intonasi yang baik pula.
Berbagai latihan untuk melatih intonasi diantaranya: 1. Iringi latihan dengan alat musik melodis, seperti piano, gitar, kecapi untuk melatih pitch pendengaran 2. Lakukan bahan latihan dengan nada naik turun 3. Lakukan bahan latihan dengan perubahan tempo dari lambat menuju cepat atau sebaliknya Perhatikan pula artikulasi yaitu cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas. Kebiasaan berbicara yang baik akan memudahkan terhadap aspek artikulasi. Artikulasi dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya: Sikap badan dan bentuk atau posisi mulut. Sikap badan harus rileks tidak tegang, bila posisi berdiri usahakan kedua kaki terpancang kuat dan sedikit meregang, sikap badan tegak, tulang punggung tegak lurus, kepala tegak, tidak terlalu menengadah atau terlalu tunduk dengan bahu agak ditarik ke belakang,
Posisi organ-organ mulut sebaiknya: 1. Buka mulut selebar tiga jari. 2. Bibir atas menutup setengah gigi seri bagian atas. 3. Bibir bawah menekan gigi seri bawah, 4. Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras, 5. Bibir tidak melebar untuk menghindari suara sember. 6. Dalam membuka mulut turunkan rahang serendah mungkin. Yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah Phrasering yaitu pemenggalan kalimat dalam bernyanyi. Penggal kalimat menjadi bagian-bagian yang lebih pendek, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti. Phrasering dimaksudkan agar saat menyanyikan lagu tidak terlalu cepat kehabisan napas dan arti syair tetap utuh. Perhatikan pula resonansi (getaran) yang berfungsi untuk memperluas dan memperindah suara agar terdengar nyaring dan menawan. Setelah itu pelajari pula yang dinamakan Vibrato, yaitu unsur suara yang bergelombang, vibrato dilakukan pada saat tertentu dan pada lagu tertentu pula.
Yang tidak kalah penting dalam benyanyi adalah penjiwaan/ekspresi. Penghayatan terhadap lagu yang baik akan menumbuhkan ekspresi yang baik pula, langkah-langkah dalam menumbuhkan ekspresi yaitu; 1. Menghafal lagu dengan baik 2. Memahami tanda-tanda dinamik, tempo, dan tanda-tanda musik lainnya yan terdapat dalam lagu. 3. Mengetahui maksud penciptaan lagu 4. Memahami phrasering atau pemenggalan kalimat-kalimat dalam lagu 5. Memahami pemenggalan kalimat-kalimat dalam lagu tersebut 6. Mengetahui latar belakang penciptaan lagu tersebut.
Selain teknik vokal, kalian juga perlu memahami cara membaca notasi musik, dengan memahami cara membaca notasi musik kalian akan mudah dalam menguasai sebuah lagu. Dalam musik daerah terdapat notasi khas daerah yang biasa dipergunakan. Bentuk, nama notasi dan lambing-lambang setiap musik daerah memiliki perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya: di Jawa digunakan notasi kepatihan, di Jawa Barat digunakan notasi Damina, di Bali ada notasi DongDing, daerah sumatera menggunakan notasi balok dan notasi angka diatonis, begitu pula di daerah yang lain memiliki notasi musik yang berbeda.
1. Kepatihan Notasi kepatihan diciptakan pada tahun 1910 oleh R.M.T Wreksodiningrat. Notasi ini banyak digunakan pada pembelajaran musik daerah Jawa tengah dan sekitarnya. Notasi kepatihan menggunakan lambang angka satu (1) sampai dengan tujuh (7) dengan susunan sebagai berikut: 1 : Siji dibaca Ji : Panunggul 2 : Loro dibaca ro : Gulu 3 : Telu dibaca lu : dada 4 : Papat dibaca pat : pelog 5 : Lima dibaca ma : lima 6 : Nem dibaca nem : nem 7 : Pitu dibaca pi : barang Tangga nada salendro susunan nada yang digunakan 1 2 3 5 6 Ji ro lu ma nem Tangga nada pelog susunan nada yang digunakan 1 2 3 4 5 6 7 1 Ji ro lu pat ma nem pi ji Tanda (.) digunakan untuk membedakan tinggi rendah nada. Bila titik diletakan di atas nada berarti nada tersebut dibaca satu oktaf lebih tinggi, jika ada dua tanda titik di atas nada (:) berarti nada tersebut dibaca dua oktaf lebih tinggi. Begitu pula jika tanda titik (.) diletakan di bawah nada, nada tersebut dibaca satu oktaf lebih rendah.



 2. Damina Sistem notasi ini ditemukan oleh Raden Machyar Angga kusumadinata. Notasi damina menggunakan lambang angka 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Untuk tanda berhenti menggunakan angka 0, menentukan tinggi rendah nada digunakan tanda titik (.) jika tanda titik (.) diletakan di bawah nada berarti nada tersebut dibaca satu oktaf lebih tinggi, dan bila tanda titik diletakan di atas nada, maka nada tersebut dibaca lebih rendah satu oktaf. Hal ini merupakan kebalikan dari pengunaan tanda titik pada notasi kepatihan dan notasi angka diaonis. Notasi damina banyak digunakan oleh seniman di daerah sunda. Urutan notasi damina sebagai berikut: 5 4 3 2 1 La ti na mi da Tangga nada yang ada di daerah Jawa Barat a. Salendro


 3. Dongding Simbol yang dipakai pada notasi Bali yaitu: Saih pitu 1 2 3 4 5 6 7 Tembung I O E U A Lebeng I O E U A Baro U A I O E Selisir U A I O E Ket: I dibaca ding U dibaca dung E dibaca deng O dibaca deng A dibaca dang Tanda titik diatas simbol berarti nada lebih tinggi satu oktaf dari nada normal dan titik dibawah simbol berarti nada lebih rendah satu oktaf dari nada normal.




Video Menyanyi Unisono






Bermain Alat Musik

Pengelompokan alat musik berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi: 
1. Alat musik ritmis Alat musik ritmis berfungsi menentukan tempo atau memberi ketukan. yang termasuk alat musik ritmis diantaranya: Kendang/gendang, tifa, bedug, rebana, dog-dog, hajir dsb. 




 2. Alat musik melodis Sesuai dengan namanya alat musik ini berfungsi memainkan melodi lagu, yang termasuk alat musik melodis diantaranya adalah; Suling, rebab, terompet, recorder, flute, gloken-spiel dsb. 

 3. Alat musik harmonis Fungsi utama alat musik harmonis adalah mengiringi melodi lagu atau memainkan akor. selain mengiringi melodi lagu, alat musik harmonis juga bisa berfungsi memainkan melodi lagu. Dengan kata lain alat musik harmonis berfungsi ganda yaitu sebagai pengiring melodi dan juga memainkan melodi. Alat musik yang termasuk harmonis diantaranya: Kecapi, Siter Gender, Talempong, Gitar, Piano dsb. 

a. Suling Bambu Suling terdiri atas dua jenis, yaitu Suling bertangga nada pentatonic dan suling bertangga nada diatonic. Suling pentatonis terdiri atas dua jenis, yaitu suling lubang enam dan suling lubang empat, sedangkan suling diatonic hanya berlubang enam. Sistem penjarian untuk suling lubang enam, baik pentatonis atupun diatonic, terbagi dua bagian, yaitu: a. Tiga jari kiri (telunjuk, jari tengah, dan jari manis) digunakan untuk menutup dan atau membuka tiga lubang bagian atas b. Tiga jari kanan (telunjuk, jari tengah dan jari manis) digunakan untuk menutup dan atau membuka tiga lubang bagian bawah. Kedua posisi tersebut dapat dibaik apabila penggunaan jari tangan dan kiri terasa kurang cocok. Teknik tiupan pada suling dibagi tiga jeis, yaitu tiupan lembut, tiupan sedang, dan tiupan keras. Tipuan lembut digunakan untuk menghasilkan nada-nada rendah, tiupan sedang digunakan untuk menghasilkan nada-nada menengah, dan tipuan keras digunakan untuk menghasilkan nada-nada tinggi. 



 b. Pianika Pianika merupakan alat musik melodis yang dimainkan dengan cara ditiup dan ditekan. Pianika dimainkan dengan tiupan pipa langsung atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut. Tuts atau bilai-bilah keyboard pada pianika dibagi dua, yaitu tuts berwarna putih untuk nada-nada pokok dan tuts berwarna hitam untuk nada-nada kromatis. Posisi penjarian pada pianika, yaitu tangan kiri menyangga badan pianika, sedangkan jari-jari tangan kanan menekan tuts pianika. Penomoran jari-jari tangan kanan; Ibu jari sebagai jari nomor 1 Jari telunjuk jari nomor 2 Jari tengah sebagai jari nomor 3 Jari manis sebagai jari nomor 4 Jari kelingking sebagai jari nomor 5. 






 c. Gitar Salah satu alat musik yang sangat dikenal adalah Gitar. Gitar merupakan alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jemari atau menggunakan plektrum (alat petik gitar). Gitar dibagi dua jenis, yaitu gitar akustik dan gitar elektrik. Gitar akustik dapat berbunyi dengan baik dengan kotak resonatornya, sedangkan gitar elektri dapat berbunyi apabila menggunakan aliran listrik dan pengeras suara. Dawai atau senar pada gitar akustik maupun gitar elektrik berjumlah enam. Pengaturan nada-nada tiap senar adalah sebagai berikut; Senar/Dawai Nada Frekwensi Pertama é 329.63. Hz Kedua B 246.94 Hz Ketiga g 196.00 Hz Keempat d 146.83 Hz Kelima A 110 Hz Keenam E 82.41 Hz Penjarian yang digunakan dalam memainkan gitar adalah sebagai berikut: a. Keempat jari kiri (telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking) digunakan untuk menekan dawai atau senar sesuai dengan akord yang dimainkan b. Jari-jari kanan berfungsi untuk memetik atau membunyikan seluruh dawai





Video bermain alat musik




VOKAL GROUP

A.    Bentuk Penyajian Lagu
Penyajian lagu dapat dikategorikan ke dalam beberapa sajian, diantaranya;
1.      Penyajian Solo
Solo artinya tunggal atau sendiri. Hal ini mengandung pengertian lagu yang dinyanyikan oleh satu orang


2.      Duet
Penyajian lagu yang dibawakan oleh dua orang dengan melodi yang berbeda

3.      Trio
Penyajian yang dibawakan oleh tiga orang penyanyi sekaligus

4.      Vocal grup
Yaitu sekelompok orang yang menyanyikan lagu secara bersama-sama dengan pembagian suara tanpa menggunakan dirigen atau konduktor untuk aba-aba atau keseimbangan lagu. Dalam sajian vocal grup aba-aba menggunakan gerak fisik dan visual yang disebut Gaya. Lagu-lagu yang dibawakan biasanya lagu-lagu tradisional maupun lagu rakyat atau yang sering disebut Folk Song yang diaransemen secara bebas dengan pembagian suara dan diiringi dengan instrument musik.

5.      Paduan Suara
Yaitu penyajian lagu yang dibawakan oleh minimal 15 orang dengan pembagian suara. Pada paduan suara seorang berperan sebagai konduktor/dirigen untuk mengatur aba-aba, kekompakan dan keseimbangan suara yang dihasilkan.


B.     Vokal Grup
1.      Teknik vocal
Teknik vocal pada vocal grup sama dengan teknik  vocal pada umumnya, yang membedakan adalah pembagian suara yang diaransemen untuk menghasilkan harmonisasi.
2.      Teknik Aransemen
a.  Pembagian suara
Suara manusia memiliki ambitus yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan perbedaan pada alat pembentuk suara. Ambitus adalah wilayah nada yang bisa dicapai oleh seseorang atau kemampuan Berikut pembagian suara menurut kelompoknya yaitu
NO
SUARA
NAMA
AMBITUS
1
Wanita
Tinggi
Sopran
c’  -  a”
2
Sedang
Mezzo sopran
a’  -  f “
3
Rendah
Alto
f  -  d”
4
Pria
Tinggi
Tenor
c  -  a’
5
Sedang
Bariton
a  -  f ‘
6
Rendah
Bass
f  -  d’
7
Suara anak-anak
Tinggi

c’  -  f “
8
Rendah

a   -  d”
b.   Interval
Merupakan selang nada atau jarak antara satu nada dengan nada yang lainnya.
Jarak mutlak tangga nada diatonis
No
Nada
Jarak
1
c-d
1
2
d-e
1
3
e-f
½
4
f-g
1
5
g-a
1
6
a-b
1
7
b-c
½
Jarak dan nama interval pada tangga nada natural 

No
Nada
Jarak
Nama Interval
1
c-c
0
Prime
2
c-d
1
Sekond besar
3
c-e
2
Terts Besar
4
c-f
2 ½
Kwart
5
c-g
3 ½
Kwint
6
c-a
4 ½
Sekst Besar
7
c-b
5 ½
Septim besar
8
c-c’
6
Oktaf

c.    Pengetahuan Akord
Akord merupakan perpaduan atau kasatuan dari nada-nada yang selaras berjumlah tiga nada atau lebih yang dibunyikan secara bersamaan dalam satu waktu. Dalam penulisannya trinada disusun secara vertical. Susunan akord trinada dasar dibentuk dari nada dasar- tert- kwint. seperti contoh berikut


Ada tiga buah susunan akor pokok yaitu akor tingkat I (Tonika), tingkat IV (Subdominan), dan tingkat V (dominan). Seperti gambar berikut:


C.    Teknik latihan vocal grup.
Langkah-langkah latihan vocal grup:
a.       Siapkan sebuah lagu yang sudah diaransemen sesuai dengan kebutuhan suara, untuk anak remaja biasanya dua atau tiga suara.
b.      Proses latihan teknik vocal seperti penjelasan pada unit terdahulu
c.       Latihan penguasaan melodi tiap-tiap suara. (perhatikan tanda-tanda musical, seperti;tempo, dinamika, ekspresi)
d.      Latihan gabungan dari tiap suara (perhatikan keseimbangan suara)
e.       Latihan dengan pengirng musik
f.       Latihan penampilan panggung (teknik masuk, teknik keluar, bloking panggung, dan koreo)


Video vokal group




PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MASA PANDEMI

  ADAPTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KOLABORATIF MASYARAKAT PADA MASA DARURAT COVID 19 Ceceng Kosasih SMPN Satu Atap 2 Cikatomas...